MAKALAH INSTRUMEN KONSELING II
Penalaran Mekanikal
D
I
S
U
S
U
N
Oleh Kelompok 14
:
Rahmat Agus Dermawan Siregar
Wulan
Mentari
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan
Bimbingan
dan Konseling Islam
Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Untuk
hidup, orang perlu berfikir. Setiap saat, setiap waktu, orang pasti berfikir.
Perilaku lahir dari proses berfikir. “Aku berfikir, maka aku ada”. Berpikir
mekanis (dari buku The Power of Thinking Big), dalam salah satu babnya
dijelaskan bahwa berpikir mekanis adalah sebuah mindset atau pola piker dimana
kita berusaha keras tenaga untuk bisa mengendalikan pikiran kita sedemikian
rupa seperti layaknya sebuah mesin sehingga dengan demikian hal tersebut akan
berdampak langsung pada semangat kita dalam menghadapi segala sesuatu dalam
hidup. Terutama hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban, rencana, atau
keinginan kita.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan penalaran/berpikir mekanikal ?
2. Apa
tujuan dari tes berpikir mekanikal ?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui arti dari penalaran/berpikir mekanikal.
2. Untuk
mengetahui tujuan dari berpikir mekanikal
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Penalaran/ Berfikir Mekanikal
Berpikir merupakan sekumpulan
keterampilan yang kompleks yang dapat dilatih sejak usia dini. Berpiir menurut
Suryabrata merupakan proses aktif dinamis yang bersifat ideasional dalam rangka
pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan.
Menurut Conny, berpikir merupakan
proses mental yang terjadi karena berfungsinya otak dalam rangka mencari
jawaban atas suatu persoalan, menemukan ide-ide, mencari pengetahuan, atau
sekedar untuk berimajinasi. Proses berpikir terjadi oleh berfungsinya otak
manusia, karena otak manusia merupakan pusat kesadaran, pusat berpikir,
perilaku, dan emosi manusia mencerminkan keseluruhan dirinya, kebudayaan,
kejiwaan, bahasa dan ingatannya.
Tes kemampuan mekanik adalah suatu
tes yang digunakan untuk mengukur langkah-langkah tes kemampuan Anda agar
dengan cepat memahami konsep-konsep mekanis dan memecahkan masalah mekanis.
Subtes Penalaran Mekanikal pada
dasarnya suatu bentuk baru dari serangkaian Tes Pemahaman Mekanikal (Mechanical Comprehension Test) yang
telah dipersiapkan sebelumnya oleh Bannet. Masing-masing soal berisi situasi
mekanikal yang disajikan berupa gambar-gambar sekaligus bersama dengan
pertanyaan yang susunan kata-katanya sederhana. Diusahakan agar soal-soal yang
disajikan menggunakan istilah-istilah yang sederhana, sering ditemui
mesin-mesin atau peralatan yang tidak menyerupai gambar-gambar dalam buku teks
atau memerlukan pengetahuan khusus.
Siswa yang dapat mengerjakan dengan
baik subtes Penalaran Mekanikal biasanya suka mencari dan menemukan bagaimana
bekerjanya suatu alat. Mereka biasanya memperoleh skor di atas rata-rata dalam
mempelajari bagaimana menkonstruksi, mengoperasikan, atau memperbaiki
perlengkapan yang rumit. Walaupun Penalaran Verbal (VR) dan Kemampuan Angka
(NA) merupakan predictor terbaik untuk nilai-nilai Ilmu Pengetahuan Alam dan
permesinan di Perguruan Tinggi dan Institut Teknologi, namun skor penalaran
mekanikal yang tinggi merupakan kenyataan tambahan tentang kemampuan dalam
bidang ini.[1]
Kemampuan di dalam hubungannya
dengan permesinan. Mengukur aspek daya penalaran di bidang kerja mekanis dan
prinsip fisika, yang merupakan salah satu faktor intelligensi dalam arti luas.
Penyajian tes ini dapat dilakukan secara perseorangan maupun kelompok. Waktu
yang ditentukan untuk mengerjakan tes ini ialah 30 menit. Sedangkan waktu untuk
instruksi sekitar lima sampai dengan sepuluh menit.
Siswa yang dapat mengerjakan subtes ini dengan baik,
biasanya suka mencari dan menemukan bagaimana bekerjanya. Mereka biasanya
memperoleh skors diatas rata-rata dalam mempelajari bagaimana mengkonstruksi,
mengoperasikan, atau memperbaiki perlengkapan yang rumit. Skor penalaran
mekanikal yang tinggi merupakan kenyataan tentang kemampuan dalam bidang Ilmu
pengetahuan. Walaupun penalaran verbal (VR) dan kemampuan angka (NA) merupakan
prediktor nilai-nilai ilmu pengetahuan alam dan permesinan di Perguruan Tinggi,
namun skor penalaran mekanikal yang tinggi merupakan kenyataan tambahan tentang
kemampuan dalam bidang ini.
Apabila ditemukan siswa memiliki skor tinggi pada tes
ini tetapi tidak dalam penalaran verbal (VR) dan kemampuan angka (NA) ini akan
menyulitkannya untuk mengikuti mata pelajaran yang berhubungan dengan
permesinan. Disarankan baginya untuk mencari kesempatan bersekolah di SMK. Dan
setelah lulus, orang yang cenderung memiliki skors minimal dalam penalaran
mekanikal biasanya menjadi teknisi dalam bidang industri, mandor, toko, dan
spesialis montir.
Dan orang-orang yang memperoleh skor yang rendah dalam
tes ini mungkin sedikit sulit bekerja atau tidak tertarik dalam ilmu-ilmu
fisika dan mata pelajaran yang berhubungan dengan bidang teknik yang menuntut
menggunakan keterampilan tangan. Karena banyak jenis pekerjaan usaha di pabrik
yang memerlukan pemahaman mesin dan pemakaian kekuatan fisik lainnya serta
keterampilan tangan.
B.
Tujuan Tes Penalaran/Berpikir
Mekanikal
Tujuan tes ini untuk mengetahui
kemampuan khusus dalam bidang kemampuan mekanik. Dengan mengetahui kemampuan
ini maka dapat ditentukan jurusan studi maupun untuk memilih pekerjaan. Bidang
pekerjaan yang membutuhkan kemampuan ini antara lain tukang kayu, ahli mesin,
pemelihara mesin, dan perakit. Tes ini juga untuk mengetahui seberapa mudah
seseorang memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alamiah sebagaimana
terlihat dalam kejadian sehari-hari yang berhubungan dengan kehidupan. Untuk
mengetahui seberapa baik seseorang mengerti tata kerja atau hukum-hukum, yang
berlaku dalam perkakas-perkakas sederhana, mesin-mesin, dan
peralatan-peralatan.[2]
DAFTAR PUSTAKA
Sukardi, Dewa Ketut
dan Nila Kusmawati. Analisis Tes
Psikologis: Teori & Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 2008.
[1]
Sukardi, Dewa Ketut dan Nila Kusmawati. 2008. Analisis Tes Psikologis: Teori & Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta. 110